Review buku dysfunction of a team dari Patrick Lencioni ini ditulis disaat pandemi covid 19.
masa pandemi membuat akselerasi perubahaan yang memaksa.di masa krisis memerlukan team yang berkualitas lebih dari biasanya. buku ini mengingatkan kita akan 5 hal:
- The absence of trust. Ketika saling tidak mempercayai, team menjadi tidak powerful. kehidupan team menjadi vulnerable (rapuh). “siap pak, ok pak” tapi ternyata di belakang di sabotase, atau lalai , atau lupa, akibatnya kepercayaan menjadi berkurang. ini paling berbahaya
- Fear of Conflict. takut diskusi, takut berargurmen, padahal sebenarnya tidak saling cocok. tidak ada konflik sama sekali, itu berbahaya, selama tidak berlebihan. jangan semua kelihatan baik2, tapi munafik. artificial harmony (harmonis yang dibuat-buat)
- Lack of Commitment. misal, besok ini selesai ya? jawabnya: saya usahakan, tapi sebisanya. ini akan create ambiquity.
- avoidance of accountability. menghindari tanggung jawab pribadi. ga ada yang berani bilang, ini tanggung jawab saya, tugas saya. jadinya low standard. ada contoh pegawai sales yang justru mengajukan permintaan pinjaman dana untuk membeli mobil ke atasan, dengan tujuan agar lebih perform, hasilnya malah menjadi sales terbaik di perusahaan.
- inattention to result. bertanggung jawab atas tujuan akhir atau tujuan team. tim inti harus menjadi benar-benar tim yang solid.
hanya dengan memperhatikan 5 faktor utama di atas tim kita bisa menjadi tim yang solid dan menjadi tim pemenang.